WEBINAR STRATEGIS PENYEDIAAN TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR

  • Humanis News
  • Disukai 0
  • Dibaca 47 Kali
Wakil Bupati KKT dr. Juliana Chatarina Ratuanak, MKM bersama Direktur Poltekkes Maluku, Dr. Betty A. Sahertian, S.Pd., M.Kes dalam menyampaikan Materi di Prodi Kebidanan Saumlaki, KKT

Saumlaki, 19 Mei 2025 – Dalam upaya meningkatkan pemerataan dan penyediaan tenaga kesehatan di wilayah perbatasan dan kepulauan, Poltekkes Kemenkes Maluku bekerja sama Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar menyelenggarakan webinar bertajuk "Strategi Penyediaan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar". Kegiatan ini dilaksanakan secara blended pada Senin, 19 Mei 2025, dengan lokasi luring terpusat di Aula Program Studi Kebidanan Saumlaki. Peserta daring berasal dari berbagai institusi pendidikan kesehatan dan pemangku kepentingan yang tersebar di Maluku dan luar daerah. Webinar ini dibuka secara resmi oleh moderator Kristiova Masnita Saragih, SST., MKM, dan menghadirkan dua narasumber utama yang memiliki peran strategis dalam pengembangan SDM kesehatan di kawasan timur Indonesia, yakni Direktur Poltekkes Kemenkes Maluku, Dr. Betty A. Sahertian, S.Pd., M.Kes, dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dr. Juliana Chatarina Ratuanak, MKM.

Dalam pemaparannya, Dr. Betty A. Sahertian mengangkat tema “Peran Poltekkes kemenkes maluku dalam menghasilkan tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan daerah”. Ia menyampaikan bahwa Poltekkes Kemenkes Maluku memiliki tanggung jawab strategis dalam mencetak tenaga kesehatan yang kompeten dan berdaya saing, namun juga adaptif terhadap kondisi lokal. Salah satu pendekatan yang terus dikembangkan adalah Community-Based Health Education, yang menekankan pentingnya membentuk tenaga kesehatan dari masyarakat lokal agar mereka memiliki keterikatan emosional dan sosial untuk kembali mengabdi di daerah asalnya. Dr. Betty juga menyinggung perlunya penguatan sistem pendidikan vokasi agar selaras dengan kebutuhan daerah, khususnya daerah kepulauan seperti Tanimbar yang memiliki tantangan geografis tersendiri.

Lebih lanjut, Direktur Poltekkes menyatakan bahwa keunggulan Poltekkes Kemenkes Maluku salah satunya terletak pada pengembangan kesehatan paru-paru, yang menjadi fokus penting di wilayah Maluku, termasuk Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Pernyataan ini mendapat respon dari seorang dokter peserta webinar yang menambahkan bahwa di wilayah ini kasus tuberkulosis (TB), khususnya TB yang pengobatannya tidak habis atau tidak tuntas, masih cukup tinggi dan sulit disembuhkan. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri dalam pelayanan kesehatan di daerah kepulauan yang aksesnya terbatas.

Sesi berikutnya diisi oleh Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dr. Juliana Chatarina Ratuanak, MKM, yang membawakan materi mengenai strategi perencanaan dan distribusi tenaga kesehatan di wilayahnya. Dalam pemaparannya, Wakil Bupati dr. Juliana Chatarina Ratuanak menegaskan bahwa secara jumlah, tenaga kesehatan yang tersedia di Kabupaten Kepulauan Tanimbar saat ini sudah mulai memenuhi standar rasio nasional. Namun demikian, ia mengakui bahwa tantangan utama terletak pada pemerataan distribusi tenaga kesehatan, terutama di wilayah terpencil dan pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau. Ia mengungkapkan bahwa ada dua Puskesmas yang saat ini mengalami kelebihan (overload) tenaga kesehatan, sementara beberapa Puskesmas lainnya kekurangan tenaga medis bahkan untuk layanan dasar. Kondisi ini memperlihatkan bahwa sistem distribusi dan penempatan SDM kesehatan belum optimal dan belum sepenuhnya berbasis pada kebutuhan riil di lapangan. “Distribusi harus berbasis data, namun juga mempertimbangkan kondisi geografis dan budaya lokal. Pemerintah daerah terus berupaya menjembatani hal ini melalui kebijakan insentif, pemetaan kebutuhan yang dinamis, serta mendorong kolaborasi lintas sektor,” ujarnya.

Dalam diskusi juga diungkapkan bahwa Kabupaten Kepulauan Tanimbar pernah memiliki Program Gugus Pulau yang sangat strategis dan sempat diadopsi secara nasional sebagai model untuk pelayanan kesehatan di daerah kepulauan. Namun program ini saat ini tidak lagi aktif karena kurangnya perhatian dan pemahaman dari pemerintahan sebelumnya. Para peserta webinar berharap agar program serupa dapat dihidupkan kembali sebagai bagian dari solusi untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di wilayah kepulauan terpencil.

Kegiatan webinar ini diikuti dengan sangat antusias oleh peserta, dengan total 239 peserta yang terdiri dari 69 peserta luring dan 170 peserta daring. Selama sesi tanya jawab, berbagai pertanyaan menarik dan konstruktif disampaikan oleh peserta. Salah satu pertanyaan yang mencuat berasal dari mahasiswa Prodi Kebidanan Saumlaki yang menanyakan solusi terhadap minimnya akses rujukan di wilayah terisolasi. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa pemerataan tenaga kesehatan memang belum sepenuhnya terealisasi, terutama untuk wilayah-wilayah yang sulit dijangkau karena geografis.

Selain itu, terdapat pula permohonan dukungan dari peserta kepada Direktur Poltekkes untuk membantu pengembangan laboratorium kebidanan di Prodi Saumlaki, agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan dan sesuai dengan standar nasional. Dr. Betty menjelaskan bahwa pengembangan laboratorium kebidanan memang sudah masuk dalam rencana strategis institusi, namun realisasinya membutuhkan dukungan anggaran dan sinergi yang erat dengan pemerintah daerah serta kementerian terkait.

Seorang alumni Keperawatan yang saat ini mengikuti suaminya bertugas di wilayah Tanimbar juga mengajukan pertanyaan terkait kendala dalam memperoleh pekerjaan karena daerah tidak lagi membuka formasi tenaga honorer. Merespon hal ini, dr. Juliana  menegaskan bahwa larangan pengangkatan tenaga honorer merupakan kebijakan nasional yang berlaku secara umum, namun ia menyarankan agar para alumni mempersiapkan diri untuk mengikuti jalur rekrutmen formal seperti CPNS dan PPPK. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar juga menyatakan tetap terbuka terhadap kerja sama dengan institusi pendidikan dalam rangka menampung dan memanfaatkan tenaga lulusan lokal, baik melalui formasi resmi maupun skema penugasan berbasis komunitas.

Dalam sesi diskusi, Wakil Bupati menyampaikan rasa bangganya terhadap kontribusi lulusan Poltekkes yang mayoritas dapat ditemukan mengabdi di desa-desa terpencil di wilayah Tanimbar. “Ini membuktikan bahwa institusi ini telah memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan kesehatan di daerah,” ujarnya dengan penuh optimisme.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap partisipasi aktif peserta, panitia menyelenggarakan sesi pemberian doorprize kepada tujuh peserta dengan pertanyaan terbaik. Hadiah tersebut disponsori oleh Bank BTN dan diserahkan langsung oleh Branch Manager BTN Saumlaki. Kehadiran sponsor ini menunjukkan bahwa dunia perbankan juga memiliki perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia kesehatan di daerah, serta pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung program kesehatan masyarakat.

Webinar ini kemudian ditutup dengan kesimpulan penting mengenai perlunya sinergi antara lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menyusun langkah strategis penyediaan tenaga kesehatan. Tidak hanya fokus pada peningkatan jumlah tenaga medis, namun juga pada pemerataan, peningkatan kapasitas, dan keberlanjutan layanan di seluruh wilayah, terutama di daerah perbatasan dan kepulauan seperti Tanimbar. Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal kerja sama berkelanjutan antara Poltekkes Kemenkes Maluku dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, khususnya dalam hal perencanaan berbasis data, pemetaan kebutuhan tenaga kesehatan secara periodik, serta pengembangan pusat-pusat pelatihan dan pendidikan di daerah. Dengan semangat kolaborasi yang kuat, harapannya ke depan tidak ada lagi ketimpangan dalam pelayanan kesehatan antarkecamatan, dan masyarakat di wilayah paling terpencil

 

Kontributor : Sitti Sarifah Kotarumalos

Editor : Suratno Kaluku

 


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *