WEBINAR STRATEGIS PENYEDIAAN TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR

Saumlaki, 19
Mei 2025 – Dalam upaya meningkatkan pemerataan dan penyediaan tenaga kesehatan
di wilayah perbatasan dan kepulauan, Poltekkes Kemenkes Maluku bekerja sama
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar menyelenggarakan webinar bertajuk
"Strategi Penyediaan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kepulauan
Tanimbar". Kegiatan ini dilaksanakan secara blended pada Senin, 19 Mei
2025, dengan lokasi luring terpusat di Aula Program Studi Kebidanan Saumlaki.
Peserta daring berasal dari berbagai institusi pendidikan kesehatan dan
pemangku kepentingan yang tersebar di Maluku dan luar daerah. Webinar ini
dibuka secara resmi oleh moderator Kristiova Masnita Saragih, SST., MKM, dan
menghadirkan dua narasumber utama yang memiliki peran strategis dalam
pengembangan SDM kesehatan di kawasan timur Indonesia, yakni Direktur Poltekkes
Kemenkes Maluku, Dr. Betty A. Sahertian, S.Pd., M.Kes, dan Wakil Bupati
Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dr. Juliana Chatarina Ratuanak, MKM.
Dalam
pemaparannya, Dr. Betty A. Sahertian mengangkat tema “Peran Poltekkes kemenkes
maluku dalam menghasilkan tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
daerah”. Ia menyampaikan bahwa Poltekkes Kemenkes Maluku memiliki tanggung
jawab strategis dalam mencetak tenaga kesehatan yang kompeten dan berdaya
saing, namun juga adaptif terhadap kondisi lokal. Salah satu pendekatan yang
terus dikembangkan adalah Community-Based
Health Education, yang menekankan pentingnya membentuk tenaga kesehatan
dari masyarakat lokal agar mereka memiliki keterikatan emosional dan sosial
untuk kembali mengabdi di daerah asalnya. Dr. Betty juga menyinggung perlunya
penguatan sistem pendidikan vokasi agar selaras dengan kebutuhan daerah,
khususnya daerah kepulauan seperti Tanimbar yang memiliki tantangan geografis
tersendiri.
Lebih lanjut,
Direktur Poltekkes menyatakan bahwa keunggulan Poltekkes Kemenkes Maluku salah
satunya terletak pada pengembangan kesehatan paru-paru, yang menjadi fokus
penting di wilayah Maluku, termasuk Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Pernyataan
ini mendapat respon dari seorang dokter peserta webinar yang menambahkan bahwa
di wilayah ini kasus tuberkulosis (TB), khususnya TB yang pengobatannya tidak
habis atau tidak tuntas, masih cukup tinggi dan sulit disembuhkan. Kondisi ini
menjadi tantangan tersendiri dalam pelayanan kesehatan di daerah kepulauan yang
aksesnya terbatas.
Sesi
berikutnya diisi oleh Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar, dr. Juliana
Chatarina Ratuanak, MKM, yang membawakan materi mengenai strategi perencanaan
dan distribusi tenaga kesehatan di wilayahnya. Dalam pemaparannya, Wakil Bupati
dr. Juliana Chatarina Ratuanak menegaskan bahwa secara jumlah, tenaga kesehatan
yang tersedia di Kabupaten Kepulauan Tanimbar saat ini sudah mulai memenuhi
standar rasio nasional. Namun demikian, ia mengakui bahwa tantangan utama
terletak pada pemerataan distribusi tenaga kesehatan, terutama di wilayah
terpencil dan pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau. Ia mengungkapkan bahwa
ada dua Puskesmas yang saat ini mengalami kelebihan (overload) tenaga
kesehatan, sementara beberapa Puskesmas lainnya kekurangan tenaga medis bahkan
untuk layanan dasar. Kondisi ini memperlihatkan bahwa sistem distribusi dan
penempatan SDM kesehatan belum optimal dan belum sepenuhnya berbasis pada
kebutuhan riil di lapangan. “Distribusi harus berbasis data, namun juga
mempertimbangkan kondisi geografis dan budaya lokal. Pemerintah daerah terus
berupaya menjembatani hal ini melalui kebijakan insentif, pemetaan kebutuhan
yang dinamis, serta mendorong kolaborasi lintas sektor,” ujarnya.
Dalam diskusi
juga diungkapkan bahwa Kabupaten Kepulauan Tanimbar pernah memiliki Program
Gugus Pulau yang sangat strategis dan sempat diadopsi secara nasional sebagai
model untuk pelayanan kesehatan di daerah kepulauan. Namun program ini saat ini
tidak lagi aktif karena kurangnya perhatian dan pemahaman dari pemerintahan
sebelumnya. Para peserta webinar berharap agar program serupa dapat dihidupkan
kembali sebagai bagian dari solusi untuk meningkatkan akses dan kualitas
layanan kesehatan di wilayah kepulauan terpencil.
Kegiatan
webinar ini diikuti dengan sangat antusias oleh peserta, dengan total 239
peserta yang terdiri dari 69 peserta luring dan 170 peserta daring. Selama sesi
tanya jawab, berbagai pertanyaan menarik dan konstruktif disampaikan oleh
peserta. Salah satu pertanyaan yang mencuat berasal dari mahasiswa Prodi
Kebidanan Saumlaki yang menanyakan solusi terhadap minimnya akses rujukan di
wilayah terisolasi. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa pemerataan tenaga
kesehatan memang belum sepenuhnya terealisasi, terutama untuk wilayah-wilayah
yang sulit dijangkau karena geografis.
Selain itu,
terdapat pula permohonan dukungan dari peserta kepada Direktur Poltekkes untuk
membantu pengembangan laboratorium kebidanan di Prodi Saumlaki, agar mutu
pendidikan dapat ditingkatkan dan sesuai dengan standar nasional. Dr. Betty
menjelaskan bahwa pengembangan laboratorium kebidanan memang sudah masuk dalam
rencana strategis institusi, namun realisasinya membutuhkan dukungan anggaran
dan sinergi yang erat dengan pemerintah daerah serta kementerian terkait.
Seorang
alumni Keperawatan yang saat ini mengikuti suaminya bertugas di wilayah
Tanimbar juga mengajukan pertanyaan terkait kendala dalam memperoleh pekerjaan
karena daerah tidak lagi membuka formasi tenaga honorer. Merespon hal ini, dr.
Juliana menegaskan bahwa larangan
pengangkatan tenaga honorer merupakan kebijakan nasional yang berlaku secara
umum, namun ia menyarankan agar para alumni mempersiapkan diri untuk mengikuti
jalur rekrutmen formal seperti CPNS dan PPPK. Pemerintah Kabupaten Kepulauan
Tanimbar juga menyatakan tetap terbuka terhadap kerja sama dengan institusi
pendidikan dalam rangka menampung dan memanfaatkan tenaga lulusan lokal, baik
melalui formasi resmi maupun skema penugasan berbasis komunitas.
Dalam sesi
diskusi, Wakil Bupati menyampaikan rasa bangganya terhadap kontribusi lulusan
Poltekkes yang mayoritas dapat ditemukan mengabdi di desa-desa terpencil di
wilayah Tanimbar. “Ini membuktikan bahwa institusi ini telah memberikan
kontribusi nyata bagi pembangunan kesehatan di daerah,” ujarnya dengan penuh
optimisme.
Sebagai
bentuk apresiasi terhadap partisipasi aktif peserta, panitia menyelenggarakan
sesi pemberian doorprize kepada tujuh peserta dengan pertanyaan terbaik. Hadiah
tersebut disponsori oleh Bank BTN dan diserahkan langsung oleh Branch Manager
BTN Saumlaki. Kehadiran sponsor ini menunjukkan bahwa dunia perbankan juga
memiliki perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia kesehatan di
daerah, serta pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung program
kesehatan masyarakat.
Webinar ini
kemudian ditutup dengan kesimpulan penting mengenai perlunya sinergi antara
lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menyusun langkah
strategis penyediaan tenaga kesehatan. Tidak hanya fokus pada peningkatan
jumlah tenaga medis, namun juga pada pemerataan, peningkatan kapasitas, dan
keberlanjutan layanan di seluruh wilayah, terutama di daerah perbatasan dan
kepulauan seperti Tanimbar. Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal kerja
sama berkelanjutan antara Poltekkes Kemenkes Maluku dan Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Tanimbar, khususnya dalam hal perencanaan berbasis data, pemetaan
kebutuhan tenaga kesehatan secara periodik, serta pengembangan pusat-pusat
pelatihan dan pendidikan di daerah. Dengan semangat kolaborasi yang kuat,
harapannya ke depan tidak ada lagi ketimpangan dalam pelayanan kesehatan
antarkecamatan, dan masyarakat di wilayah paling terpencil
Kontributor :
Sitti Sarifah Kotarumalos
Editor :
Suratno Kaluku